Selasa, 12 Februari 2008

Hampir Mati Di Djogja (Balada Anak Kost)


Hampir mati di Jogja
Ketika duit tidak tiba
Tidak jarang puasa
Makan pun aku tidak bisa

Dua malam begadang
Seakan-akan tidak berdaya
Pinjami aku hutangan
Dari pada mati kelaparan

Sepasang celana panjang
Ada di pegadaian
Dapat untuk bertahan
Makan selama sepekan

Haru ku melihatnya
Sebenarnya aku tidak rela
Namun apalah daya
Semoga kelak dapat kutebus pula

Renungan Di Hari VALENTINE


Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, disetiap hari ke-14 pada bulan februari secara simbolis diperingati sebagai hari yang didedikasikan bagi umat manusia yang ingin berbuat sesuatu mengatas namakan cinta, mengungkapkan cinta, membagi-bagikan cinta dan bahkan melupakan kisah lama untuk mempersiapkan hati menyambut kembali datangnya cinta. Sudah layak dan sepantasnya jika ketika itu kita turut merayakan hari valentine dengan ketulusan hati untuk saling memberi dan menerima apa yang namanya cinta.
Ada apa dengan cinta? Adalah judul film layar lebar yang dulu menjadi topik hangat para pecinta di tanah air sejak awal peluncurannya. Yah memang ada apa dengan cinta? Apakah yang begitu rumit dipahami dari mekanisme cinta sehingga begitu banyak hati bisa terhempas begitu saja ketika cinta melanda? Mitos memaparkan peristiwa jatuh cinta kita alami sebagai hasil bidikan panah asmara yang dilepaskan busur si cupid, dewa cinta Yunani. Dari antara jari-jarinya yang mungil meluncur mata busur tepat menuju sasaran hati secepat kilat menyambar dan kita pun tidak tahu lagi untuk mengelaknya. Alhasil, kita menemukan diri seperti dirundung perasaan yang mirip kepasrahan, namun berujung pada kerelaan hati sepenuhnya untuk mengorbankan segala sesuatu yang kita miliki demi mempertahankannya selama mungkin. Karena kita rela dan karena sepertinya perasaan ini telah lama kita rindukan, maka kita biarkan pula ia berkuasa atas pikiran yang rasional dan mendominasi segala prilaku menjadi kecendrungan ‘everything-I-do-I-do-it-for-you’ kompleks. Di satu pihak, mungkin agak konyol apabila semuanya itu berusaha dijelaskan secara rasional, namun omong kosong juga untuk mengatakan bahwa fenomena tersebut dapat diatasi dengan mengandalkan faktor emosional semata.
Tapi, apakah sebenarnya yang terjadi saat kita jatuh cinta? Apa yang membuat kita lupa segala daratan dan membiarkan diri terseret derasnya arus emosi, yang pada akhirnya hanya akan meninggalkan kita untuk tenggelam di dasar lautan asmara yang entah seberapa dalam?
Barangkali masih akan dibutuhkan beberapa peringatan hari valentine lagi pada tahun-tahun ke depan untuk kita agar dapat menemukan esensi cinta yang sebenarnya, oleh karena kedalaman cinta tidak akan terungkap dengan bermodalkan pengalaman jatuh cinta yang terlalu dangkal dan terlalu cepat, yang senantiasa menghampiri kita silih berganti.

Sebuah Pesan Kehidupan


Merelakan tidak berarti melupakan, tidak memikirkan ataupun mengacuhkan
Ia tidak meninggalkan perasaan marah, cemburu ataupun sesal
Merelakan tidak berarti menang dan tidak pula kalah
Ia bukan tentang tentang harga diri dan bukan juga tentang kesan yang ditimbulkan
Dan ia tidak terobsesi ataupun tenggelam dalam masa lalu
Merelakan bukan berarti membendung kenangan atau memikirkan hal-hal sedih
Ia tidak meninggalkan kekosongan, sakit hati atau kesedihan
Ia tidak berarti menyerah ataupun mundur pasrah
Merelakan tidak sama dengan kehilangan, dan jelas bukan kekalahan
Merelakan berarti bisa menyimpan kenangan tapi juga bisa mengatasinya dan melanjutkan kehidupan
Berpikiran terbuka dan yakin akan masa depan
Merelakan berarti menerima, belajar, menarik pengalaman dan terus tumbuh
Merelakan berarti merasa bersyukur atas segala pengalaman yang membuat tertawa menangis dan berkembang
Ia berkaitan dengan segala yang kau miliki saat ini, dimasa lalu dan yang akan segera kau miliki lagi kelak
Merelakan berarti mempunyai keberanian untuk menerima perubahan dan kekuatan untuk terus berjalan
Merelakan berarti menuju kedewasaan, menyadari kadang kala hati ini bisa menjadi obat yang paling ampuh
Merelakan berarti membuka pintu, membersihkan jalan dan membebaskan diri sendiri

I B U



Ibu....
Adalah orang yang ingin aku sujudi
Biar aku luluh dikakinya
Biar lebur semua rasa duka
Biar aku basah diair matanya
Biar lunas semua dosa

Ibu...
Adalah orang yang ingin aku peluk
Biar jiwanya yang hangat menyinari ruhku
Sementara hatinya memberi lentera

Terima Kasih..


TERIMA KASIH
UNTUK NAFAS KEGELISAHAN
YANG KAU HADIRKAN
UNTUK GETAR RINDU
YANG KAU TIUPKAN
UNTUK SEBUAH MIMPI
YANG KAU CIPTAKAN


TERIMA KASIH
TENTANGMU
YANG SELALU MENGGANGGU
MALAM-MALAMKU
DAN SETIAP DETIK KEHIDUPANKU
TENTANGMU,
YANG MEMBUATKU TERPASUNG
DALAM GETAR RINDU TANPA HENTI
TERIMA KASIH...

Maafkan!!!


Maafkan,
Untuk perasaan yang ada
Dalam hatiku

Maafkan,
Untuk perasaan benci
Yang kau tujukan terhadapku

Maafkan,
Untuk kesalahan
Yang tak pernah kusadari

Maafkan,
Untuk dosa
Yang telah kuperbuat

Maafkan...!!!