Selasa, 04 Maret 2008

Body Image VS Konsep Diri


APA pun yang kita pikir tentang diri kita, itulah yang mungkin akan terjadi. Bisa seram, bisa seru. Setelah proses menilai, kita lalu punya harapan, impian. Tapi, sering kali aspirasi dan impian kita itu terlalu muluk-muluk sehingga kita merasa kecewa, marah atau bahkan putus asa karena apa yang kita impikan tidak tercapai.

Sesungguhnya dengan pengalaman pribadi dan sosial yang makin luas, peningkatan kemampuan berpikir rasional, kita diharapkan lebih mampu melihat diri kita, keluarga, teman-teman, bahkan kehidupan secara umum dengan cara yang lebih realistis. Misalnya, kita menyadari bahwa kita tidak secantik Tamara, tapi kita bisa menerima diri kita sebagaimana adanya atau tidak harus pintar bicara seperti Nirina tapi bisa lancar berkomunikasi dengan teman-teman.

Perkembangan konsep diri

Konsep diri merupakan semua perasaan dan pemikiran seseorang mengenai dirinya sendiri. Hal ini meliputi kemampuan, karakter diri, sikap, tujuan hidup, kebutuhan dan penampilan diri. Gambaran pribadi remaja terhadap dirinya meliputi penilaian diri dan penilaian sosial.

Konsep diri merupakan bagian yang penting dari kepribadian seseorang, yaitu sebagai penentu bagaimana seseorang bersikap dan bertingkah laku. Dengan kata lain jika kita memandang diri kita tidak mampu, tidak berdaya dan hal-hal negatif lainnya, ini akan mempengaruhi kita dalam berusaha. Misalnya, jadi malas mengerjakan PR karena merasa pasti gagal, malas belajar menjelang ujian karena merasa yakin akan dapat nilai jelek. Hal itu juga berlaku sebaliknya jika kita merasa diri kita baik, bersahabat maka perilaku yang kita tunjukkan juga akan menunjukkan sifat itu, misalnya dengan rajin menyapa teman atau menolong orang lain.

Remaja dengan konsep diri positif lebih akan mengembangkan alternatif yang menguntungkannya yang bukan efek sejenak saja sehingga ia lebih berpeluang menampilkan tingkah laku yang lebih produktif. Remaja dengan konsep diri negatif biasanya takut untuk mencoba. Kondisi ini tentu saja menghambat pengembangan diri.

Dalam konsep diri ini terdapat beberapa unsur antara lain:

1. Penilaian diri merupakan pandangan diri kita terhadap:

• Pengendalian keinginan dan dorongan-dorongan dalam diri. Bagaimana kita mengetahui dan mengendalikan dorongan, kebutuhan dan perasaan-perasaan dalam diri kita.

• Suasana hati yang sedang kita hayati seperti bahagia, sedih atau cemas. Keadaan ini akan mempengaruhi konsep diri kita positif atau negatif.

• Bayangan subyektif terhadap kondisi tubuh kita. Konsep diri yang positif akan kita miliki kalau kita merasa puas (menerima) keadaan fisik kita. Sebaliknya, kalau kita merasa tidak puas dan menilai buruk keadaan fisik kita maka konsep diri kita juga negatif atau kita jadi memiliki perasaan rendah diri.

2. Penilaian sosial merupakan evaluasi terhadap bagaimana kita menerima penilaian lingkungan sosial pada diri kita. Penilaian sosial terhadap diri kita yang cerdas, supel akan mampu meningkatkan konsep diri dan kepercayaan diri kita. Adapun pandangan lingkungan pada kita seperti si gendut, si bodoh atau si nakal akan menyebabkan kita memiliki konsep diri yang buruk terhadap diri kita.

3. Konsep lain yang terdapat dalam pengertian konsep diri adalah self image atau citra diri, yaitu merupakan gambaran:

• Siapa saya, yaitu bagaimana kita menilai keadaan pribadi seperti tingkat kecerdasan, status sosial ekonomi keluarga atau peran lingkungan sosial kita.

• Saya ingin jadi apa, kita memiliki harapan-harapan dan cita-cita ideal yang ingin dicapai yang cenderung tidak realistis. Bayang-bayang kita mengenai ingin jadi apa nantinya, tanpa disadari sangat dipengaruhi oleh tokoh-tokoh ideal yang yang menjadi idola, baik itu ada di lingkungan kita atau tokoh fantasi kita.

• Bagaimana orang lain memandang saya, pertanyaan ini menunjukkan pada perasaan keberartian diri kita bagi lingkungan sosial maupun bagi diri kita sendiri.

Ketiga hal ini akan membentuk bagaimana kita menerima diri kita. Jika kita tidak menerima keberadaan kita, menjadi hal yang sulit untuk berharap orang lain dapat menerima keberadaan kita.

Menerima keadaan diri memang bukan hal yang mudah. Tapi, biarpun enggak puas, keadaan diri yang berupa anugerah Tuhan toh enggak bisa diubah, kan? Daripada pusing-pusing, mendingan kita jujur pada diri sendiri. Apa sih kelebihan dan kekurangan kita? Bagian mana dari kekurangan kita yang bisa dihilangkan atau dikurangi? Bagian mana dari kelebihan kita yang bisa dikembangkan dan dibuat lebih hebat lagi?

Nah, konsep diri yang terbentuk pada diri kita juga akan menentukan penghargaan yang kita berikan pada diri. Penghargaan terhadap diri atau yang lebih dikenal dengan self esteem ini meliputi penghargaan terhadap diri kita sebagai manusia yang memiliki tempat di lingkungan sosial kita. Penghargaan ini akan mempengaruhi kita dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika kita menilai diri kita asyik-asyik saja, pantas-pantas saja bergaul dengan lingkungan yang paling hebat sekalipun, kita akan nyantai dan enggak bermasalah nongkrong bareng dengan orang-orang di lingkungan hebat itu. Dan karena kita nyantai, mereka pun akan menanggapi kita dengan nyantai.

Selain kita mengenal konsep diri ada yang disebut dengan body image, yaitu bagaimana kita memandang tampilan fisik diri. Karena itu, penting banget membangun feeling good dalam diri kita. Memang, tidak bisa mengubah apa yang sudah diberikan Tuhan seperti warna kulit, mata, bentuk tubuh, golongan darah, tapi kita bisa me-make up-nya misalnya kalau memang kita gemuk mungkin kita bisa menggunakan baju yang berwarna gelap yang dapat menimbulkan kesan lebih kurus atau menggunakan motif garis-garis lurus ke bawah jangan melintang.

Harapan lingkungan, keluarga, dan teman sangat mempengaruhi perasaan kita akan body image. Adakalanya opini lingkungan ini sangat penting dan kita cenderung ingin memperoleh body image berdasarkan pada opini tersebut. Padahal, jangan lupa, nyaman atau tidak nyamannya kita sama fisik kita, sangat dipengaruhi oleh pikiran kita sendiri.

Apakah Selesai Setelah Kematian??



Tulisan ini terinspirasi setellah membaca hasil wawancara wartawan Republik dengan Peter Sanders, seorang musisi asal inggris yang di hantui pertanyaan tentang apa yang akan terjadi setelah kematian? Kemudian dalam rentang waktu 35 tahun setelah ia mengarungi berbagai Negara dan mencicipi semua jenis agama-agama brsar, tuhan menjatuhkan islam sebagai pilihannya.

Kehidupan dunia begitu indah, harta yang berlimpah, dan keluarga yang bahagia hanya sebahagian saja yang kita miliki di dunia ini, yang suatu saat akan hilang sebatas pandangan manusia. Tetapi kita sering sekali lalai akan pencarian kemulian di mata Tuha yang lebih bersifat kekal. Kita sering lalai dengan kebaikan Tuhan yang melimpah, yang tidak pernah kecewa dengan dosa yang kita lakukan, selalu memberikan ampunan-Nya yang sangat luas, hingga menjelang kematian kita, Tuhan masih membuka pintu ampunannya. Berkali-kali kita berbuat dosa, berulang-ulang kita mengotori diri kita yang sebelumnya suci, hampir tidak terhitung berapa kali kita menghianati janji-Nya. Tapi dengan kasih dan saying-Nya yang sangat luas, ia memberikan segala yang kita butuhkan, tetap memberikan rizki yang tak terhingga, serta tetap bertanggungjawab atas kehidupan kita.

Pada saat di tiupkan ruh kedalam jiwa, kita sudah berjanji akan menghamba secara total dan mengakui keberdaan tuhan. Tapi jiwa kita kemudian di kotori oleh pengaruh duniawi, sehingga lalai dengan janji yang kita ucapkan sendiri dengan cara langsung maupun tidak langsung.

Manusia diciptakan untuk tunduk kepada Allah berdasarkan sifat alamiah keterciptaannya. Namun pada saat yang sama, mereka bebas untuk menerima atau menolak risalah kenabian. Demikian juga, manusia tidak memiliki pilihan kecuali kembali pada penciptanya. Semua orang akan mati dan akan bertemu dengan Allah. Dan di antara mereka ada yang pergi menemui Allah dengan rasa gembira, karena tahu bahwa mereka telah tunduk pada perintah yang di bawa para Nabi dan bahwa Allah tidak akan mengingkari janji-Nya. Sementara yang lain diseret dengan tarikan pada tengkuk mereka.

Setiap diri akan merasakan kematin. (Q.S. Ali Imran [3]: 185, Q.S. al Anbiya[21]:35, Q.S. al- Ankabut[29]: 57).

Hai manusia, sesungguhnya engkau telah bekerja sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti engkau akan menemui-Nya. (Q.S. al-insyiqsq[84]: 6).

Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengejakan amal shalih di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. al-Fath[48]: 29).

Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, kelak akan kami masukkan ke surga, yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah? Sesungguhnya Allah adalah benar, namun sebagian besar dari mereka tidak mengetahuinya. (Q.S. Yunus [10]: 55).

Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemuimu, kemudian kamu akan di kembalikan kepada Allahyang mengetahui yang ghaib dan yang nyata (tampak), lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu lakukan.(Q.S. Jumu”ah [62]: 8).

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat ketika orang-orang zhalim dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata): “ keluarkanlah nyawamu!” (Q.S. al-An’am[6]: 93).

Setelah mati, manusia dikumpulkan untuk kembali kepada Allah. Namun mereka juga dapat memilih untuk kembali kepada-Nya ketika mereka hidup di dunia, meninggalkan kehidupan dunianya itu dengan menjadi hamba Allah serta mengikuti jalan yang membawa kepada kedekatan. Mereka akan sampai kepada Allah sebelum mereka meninggalkan dunia. Atau saat kematian, mereka mengkian menemukan bahwa mereka di tempatkan sangat sekat dengan Dzat nyata (Allah).

Kematian yang di maksud adalah tercabutnya nyawa (ruh) dari jasad.

Pada umumnya orang sepakat, bahwa kematian ini merupakan peristiwa yang paling mengerikan, sehingga tidak ada peristiwa yang lebih menakutkan di dunia ini selain dari kematian. Namun demikian, kematian adalah sebuah fakta dan keniscayaan yang tidak bias di tolak kehadirannya oleh semua mekhluk hidup. Persoalan ini memunculkan misteri. Sebab tidak seorangpun manusia yang telah mati dapat hidup kembali untuk kemudian di tanyakan kepadanya bagaimana kondisi yang di alami ketika mati, kejadian- kejadian apa yang di hadapi ketika mati, dan aneka teka-teki lain yang menyelimutinya.

Dalam sudut pandang para sufi, kematian di anggap hanya sebagai sesuatu yang mengakhiri kehidupan jangka pendek (fana) dan bukan akhir dari segala bentuk kehidupan, atau sebagai pintu masuk menuju pintu kehidupan jangka panjang yang lebih mulia. Dengan kesadaran bahwa kematian bukan akhir dari kehidupan, maka keyakinan akan adanya suatu alam setelah kematian adalah suatu keniscayaan. Dalam kaitan ini, doktrin akhirat menjadi sebuah wacana penting sebagai upaya untuk menyikapinya. Keyakinan terhadap doktrin ini kemudian mempu mengatarkan seseorang berusaha untuk menjangkau nilai-nalai jangka panjang, yang juga akan mengantarkan untuk hidup dengan cara meninggalkan kesenangan-kesenangan duniawi.

Ratapan Pilu Para Pelacur


Tuhan jangan harapkan saya sempurna

Kesucian saya tak mungkin bisa pulih

Laki saya kerja di pabrik rokok

Yang di bawa pulang saban bulan Cuma 10.000

Selebihnya dihabiskan dimainan judi buntut

Sedangkan anak-anak masih kecil, tiga

Mereka perlu makan, obat kalau sakit

Belum lagi pakaian untuk lebaran

Hiburan ke kebun binatang

Mana bisa cukup uang segitu

Pernah saya coba jualan kain di pasar

Dan mejaga toko juragan beras

Tapi hasilnya Cuma pas-pasan

Badan saya jadi kurus tak beraturan

Lalu saya beginilah jadinya

Sekali-kal saya diajak hidung belang

Ke jakarta bermalam di hotel mewah

Lumayan pendapatannya

Berapa sudah lelaki yang sudah tidur sama saya

Bisa saya renteng sepanjang jalan dari Solo ke Yogya

Saya tidak sedih, saya tidak berkeluh kesah

Justru ini nasib yang saya pilih

Saya tidak peduli pada neraka

Yang saya cari Cuma surga

Bilanglah mana yang disebut dosa

Kalau memang butuh menyambung nyawa

Ah, Tuhan, jangan harapkan saya sempurna....

Hargai Apa Yang Kita Miliki..!!!



Sobat,

Pernahkah Sobat mendengar kisah Helen Kehler?
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan dalam kondisi buta dan tuli. Karena cacat yang dialaminya,dia tidak bisa membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dalam kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan memilih untuk lahir dalam keadaan normal. Namun siapa sangka, dengan segala kekurangannya, dia memiliki semangat hidup yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu memberikan motivasi dan semangat hidup kepada mereka yang memiliki keterbatasan pula, seperti cacat, buta dan tuli. Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti dirinya mampu menjalani kehidupan sebagaimana manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah diucapkan Helen Kehler: "It would be a blessing if each person could be blind and deaf for a few days during his grown-up live. It would make them see and appreciate their ability to experience the joy of sound".

Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah bila setiap orang yang sudah menginjak dewasa itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja. Dengan demikian, setiap orang akan lebih menghargai hidupnya, paling tidak saat mendengar suara!

Sekarang, coba Sobat bayangkan sejenak....

......Sobat menjadi seorang yang buta dan tuli selama dua atau tiga hari saja!

Tutup mata dan telinga selama rentang waktu tersebut. Jangan biarkan diri Sobat melihat atau mendengar apapun. Selama beberapa hari itu Sobat tidak bisa melihat indahnya dunia, Sobat tidak bisa melihat terangnya matahari, birunya langit, dan bahkan Sobat tidak bisa menikmati musik/radio dan acara tv kesayangan!

Bagaimana Sobat? Apakah beberapa hari cukup berat? Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja, bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada dalam diri kita.

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah keluhan demi keluhan. Hingga tidak pernah menghargai apa yang sudah kita miliki. Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati oleh orang lain. Ya! Kemewahan untuk orang lain!

Coba Sobat renungkan, bagaimana orang yang tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah kemewahan yang luar biasa baginya. Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin akan mampu melakukan banyak hal, termasuk membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan bisa memandang hidup dengan lebih baik. Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah! Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif dan menjadi seorang manusia yang lebih baik!!!!