Jumat, 18 April 2008

Hanya


Menunggu entah sampai kapan,

Menunggu entah berapa lama,

Menunggu seperti yang aku mau,

Menunggu semua itu terjadi,

Sampai kapan?

Sampai lelah kaki melangkah,

Sampai resah ini terobati,

Sampai kamu menjadi yang kumau..

Sesungguhnya aku sayang kamu..

Diakui


Konon orang hidup perlu pengakuan. Seorang kawan saya yang baru saja dinobatkan menjadi manajer sebuah perusahaan otomotif terkemuka di Jakarta, beberapa kali mengeluh. Pasalnya, dia merasa tidak diakui sebagai manajer baru. Beberapa bawahannya yang secara usia lebih senior dan baru bulan lalu menjadi kawan ngerumpi saat makan siang, tidak memperlakukannya layaknya atasan. Bawahannya ini beberapa kali kedapatan tidak meminta tanda tangannya untuk beberapa dokumen penting, tetapi langsung mengajukannya ke atasan, melangkahi dirinya. Dia tidak terima. Diam-diam, ketidak si bawahan tidak tahu, kawan saya ini “mencuri” dokumen itu dan menandatanganinya sebelum dilihat oleh atasannya. Dia butuh pengakuan. Dia butuh tandatangannya dihargai.

Seorang kawan lain punya cerita berbeda. Ketika kecil, tumbuh di sebuah desa terpencil di Bali, dia dikelilingi orang dewasa yang semua suka minum kopi. Berdiam di dapur sambil ngobrol dan minum kopi adalah ritual pagi hari yang turun-temurun di keluarganya. Seperti layaknya keluarga Bali tradisional, keluarganya terdiri dari extended family yang mungkin mencapai 12 orang. Para lelakilah yang dilayani pagi hari dan diberi kopi untuk diminum sambil ngobrol dan berdiang. Kawan saya ini, karena masih kecil, hanya boleh minta dari kakak, bapak atau pamannya, tidak berhak atas secangkir kopi yang utuh. Ini berlangsung lama, sampai sang kakak, bapak dan paman merasa terganggu dengan kebiasaan kawan saya ini. Ibunya berinisiatif, dia dibuatkan secangkir kopi sendiri. Ketika pertama kali ibunya membuat kopi dengan memperhitungkan dirinya, dia diam-diam bangga. ”Aku sudah dihitung”, begitu katanya. Dia merasa diakui.

Ketut, seorang sahabat lain pernah bercerita tentang pengakuan. Yang lama menjadi persoalannya adalah ketika ayahnya tidak pernah setuju kebiasaannya merokok. Ketika SMA dia kucing-kucingan. Ada hukum tak tertulis di rumahnya, hanya orang tua yang boleh merokok. Seorang anak, apalagi belum mampu menghasilkan uang, No Way! Lama berselang, kawan saya ini mulai kuliah. Kini dia bebas memilih jalannya. Merokok adalah salah satu kemerdekaannya kerena jauh dari pengawasan sang ayah. Tetapi, dia tetap merasa ini kemerdekaan semu. Kemerdekaan yang dinikmati sendiri tanpa pengakuan. Kemerdekaan yang tidak sah. Sampai pada suatu saat ketika Ketut pulang kampung karena liburan kuliah, ada kejadian monumental di suatu pagi. Ayahnya dengan terang-terangan minta rokok padanya karena tidak punya rokok. Peristiwa yang tidak akan pernah dilupakannya. Peristiwa di mana dia mendapat pengakuan dari ayahnya.

Ngomong-ngomong soal pengakuan, kapan Anda mendapat pengakuan? Atau Anda masih perlu pengakuan yang belum Anda dapatkan?

Missing U...!!!


Some times when i'm alone and missing u

I remember the special times we've shared

Sometimes the memories make me smile

Sometimes they make me cry

Sometimes they make me lonely

But thats not so bad

Remembering what we've already done

Makes me look forward

To the time we've yet to do

It makes it easier to wait for you

Because you don't seem so far away

But more than anything else

It makes me realize ....

Just how much I Love U....

Glosoli


Go on a journeyAnd roam the streets

Can't see the way out

And so use the stars

She sits for eternity

And then climbs out
She's the glowing sun

So come out
I awake from a nightmare

My heart is beatingOut of control…
I've become so used to this craziness

That it's now compulsory
And here you are...
I'm feeling...
And here you are,Glowing sun...

Permen


sebungkus permen

di sudut ingatanmu

yang entah berlabel apa

namun kau ingat baik

rasa yang pernah kau kecap itu

sebungkus permen

di sudut ingatanmu

yang kadang memanggil-manggil

untuk kau rasai kembali

sebungkus permen

dengan rasa kenangan masa kecilmu

Matahari


matahari itu terbit tadi pagi

menyapa kelopak mawarku

menguapkan embun yang membening,membawanya pergi...

matahari itu terbit tadi pagi

mengusap lembut kuncupku

mengiringi mekarnya,menebar wangi...

matahari itu terbit tadi pagi

dengan sinarnya yang lembut

menghapus luka, luruh kelopak tadi malam

menghangatkan...

matahari itu terbit tadi pagi

dan akan terus ku biarkan terbit esok hari,

lusa,

selamanya....

Rentang Waktu


Rentang waktu...

terkadang membuat kita lupa

bahwa kita semakin dewasa

Rentang waktu...

terkadang membuat kita lupa

bahwa kita telah melanggar titah Yang Kuasa

Rentang waktu...

terkadang membuat kita sadar

bahwa kita hanya manusia

yang tak punya apa-apa

selain jasad tak berguna

Rentang waktu...

terkadang membuat kita sadar

bahwa Tuhan tidak melihat harta dan rupa

melainkan hati yang ada di dalam dada

Rentang waktu...

semoga tak melalaikan kita

tuk terus berjalan di jalanNya

Never there!!


I need your arms around me,

I need to feel your touch

I need your understanding,

I need your love so much

You tell me that you love me so, you tell me that you care

But when I need you baby, you’re never there
On the phone long, long distance

Always through such strong resistance

First you say you’re too busy

I wonder if you even miss me
Never there

You’re never there

You’re never, ever, ever, ever there
A golden bird that flies away, a candle’s fickle flame

To think I held you yesterday, your love was just a game

A golden bird that flies away, a candle’s fickle flame

To think I held you yesterday, your love was just a game