Minggu, 31 Agustus 2008

Rindu Ramadhan??


Masihkah Kita Rindu Pada Ramadhan?

Marhaban Yaa... Ramadhan...
Bulan suci tinggal esok hari. Suatu bulan yang amat spesial bagi sebagian besar umat muslim. Bulan dimana kedatangannya selalu disambut gegap gempita bahkan satu bulan sebelum bulan tersebut datang. Hampir semua lini kehidupan di negeri ini seperti beranjak dari tempat duduk. Saya tidak tahu apakah hal seperti ini juga terjadi di negara-negara lain yang bermayoritas masyarakat muslim. Tapi yang pasti fenomena ramadhan di Indonesia sangat menggelitik kepala saya. Senyuman getir atau bahkan gelengan kepala rasa kasihan bila melihat gegap gempita nuansa songsong bulan suci. Tapi kadang yang justru muncul perasaan lucu, apabila otak kiri saya yang mencerna informasi yang diterima dari mata dan telinga. Kata-kata ustad ataupun kyai yang sering saya dengar bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang seharusnya dirindukan kaum muslim sering saya pertanyakan. Dimana sebenarnya letak kerinduan dari mereka yang menyebut dirinya muslim? Polah tingkah pengejawantahan kerinduan ramadhan yang sering membuat tertawa dalam hati itupun menggugah dri saya untuk menuliskannya dalam edisi tulisan kali ini. Tapi sebelumnya saya akan katakan bahwa yang saya tulis ini adalah se-mata-mata apa yang saya rasakan, lihat dan dengar, apabila ada kesinisan dari para pembaca yang budiman saya mohon jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati. Silahkan simak beberapa bentuk kerinduan-kerinduan pada bulan Ramadhan di bawah ini,

Kerinduan bocah pada Ramadhan
Rindu pada ramainya suasana kampung di malam hari dan waktu sahur hingga sesudah subuh.
Rindu pada es kolak pisang dengan campuran buah kolang-kaling dan potongan tapai serta butiran cengkih, buatan ibunya di waktu buka.
Rindu pada ramainya mushola yang hanya pada bulan Ramadhan penuh sesak.
Rindu pada makanan gratis hidangan berbuka di mushola.
Rindu pada uang lima ribuan yang dibagi-bagi oleh Pak Berlin setelah tarawih ketika ia ketiban jatah jadi imam.
Rindu pada tontonan kembang api dan gemuruh mercon di kampung.
Rindu pada kegiatan membangunkan sahur keliling kampung sambil tetabuhan riuh gaduh.
Rindu pada begadang sampai pagi, karena hanya pada bulan puasa mereka mendapatkan hak orang dewasa tersebut.

Kerinduan-kerinduan seorang bocah pada bulan Ramadhan di atas mungkin di beberapa kota besar sudah jarang atau bahkan tidak sama sekali bisa kita temui lagi saat ini. Sebuah kerinduan yang mungkin dianggap sangat picisan bagi yang dinamakan peradaban, peradaban modern kata mereka. Peradaban PlayStation, peradaban Mall, peradaban Skater dan peradaban-peradaban non pribumi lainnya.

Kerinduan bujang pada Ramadhan
Rindu pada janjian taraweh bareng dengan sang pujaan hati.
Rindu pada janjian jalan-jalan pagi setelah sholat subuh dengan pujaan hati.
Rindu pada teriakan-teriakan membangunkan sahur lewat corong speaker mushola.
Rindu pada bersiut-siut nakal pada gadis-gadis ketika "ngabuburit"
Rindu pada terlihat sebagai pemuda unggulan pada kepanitiaan ramadhan di mushola kampung.
Rindu pada mencuri-curi kesempatan membatalkan puasa di warung sate di siang bolong.

Sekali lagi kerinduan-kerinduan bujang pada bulan Ramadhan di atas mungkin sudah tidak kita temui. Dan sekali lagi sebuah kerinduan yang mungkin dianggap sangat picisan bagi "peradaban modern". Peradaban Night Club, peradaban Cafe, peradaban Pool, peradaban Discotique, peradaban Night Race, peradaban Mobil & Motor Modifikasi, dan peradaban-peradaban non pribumi lain.

Kerinduan gadis pada Ramadhan
Rindu pada tampil lebih cantik dengan jilbab barunya.
Rindu pada senyuman-senyuman nakal sang bujang saat akan taraweh.
Rindu pada sanjungan atas hidangan yang dimasak untuk acara buka bersama di mushola.
Rindu pada panggilan-panggilan rasa sayang di waktu sahur dari pengeras suara mushola.
Rindu pada pujian dari orang tua sang pujaan sebagai seorang gadis yang tambah ayu, ketika menghantar hidangan berbuka kiriman sang ibu.
Rindu pada siutan-siutan nakal para bujang ketika "ngabuburit"
Rindu pada bertingkah memanasi hati sang adik dengan minum es campur di siang hari ketika datang bulan datang.

Dan sekali lagi, kerinduan-kerinduan gadis pada bulan Ramadhan di atas mungkin sudah tidak kita temui lagi. Sebuah kerinduan yang mungkin dianggap sangat picisan bagi "peradaban modern". Peradaban Dugem, peradaban Party girl, peradaban Tangtop, peradaban Mani-padi, peradaban Shopping, peradaban Ladys Night, dan peradaban-peradaban non pribumi lainnya.

Kerinduan yang lain akan saya tulis lagi di hari kedepan, yang mungkin bisa dijadikan bacaan ringan sebagai pengamuflasi rasa haus dan lapar di siang hari pada bulan puasa yang biasanya panas.

Senin, 04 Agustus 2008

Mata Yang Sama


Mata yang mengandung sayat petir
Membuat tulang belulangku berderik beberapa bulan lalu
Mata sedalam air, menggali lubang rahasia dihatiku
Seperti mengingat sesuatu
Dulu, dulu sekali aku pernah melihatnya
Aku pernah menatap punggung yang sama,
Punggung yang menjauh,,,,
Semakin menjauh.......

Senin, 02 Juni 2008

Tapi Buka Aku



jangan lagi kau sesali keputusanku
ku tak ingin kau semakin kan terluka
tak ingin ku paksakan cinta ini
meski tiada sanggup untuk kau terima

aku memang manusia paling berdosa
khianati rasa demi keinginan semu
lebih baik jangan mencintaiku aku dan semua hatiku
karena takkan pernah kau temui, cinta sejati

berakhirlah sudah semua kisah ini
dan jangan kau tangisi lagi
sekalipun aku takkan pernah mencoba kembali padamu
sejuta kata maaf terasa kan percuma
sebab rasa ku tlah mati untuk menyadarinya

semoga saja kan kau dapati
hati yg tulus mencintaimu
tapi bukan aku

Semua Tentang Kita


Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hati

Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka saat kita tertawa

Teringat di saat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita

*) Peterpan

Aku teringat saat kita masih sama-sama kuliah dulu. Ingat waktu pertama kali aku main ke rumah kamu? Waktu itu tahun 2002. Kita masih sama sama sangat muda waktu itu. ....

Kamu tahu aku selalu suka melakukan perjalan ke rumahmu.... Jajaran gunung-gunung itu...rasanya aku sudah sangat kenal. Juga hawanya yang sejuk dan dingin.... Jalan yang berkelok mengikuti alur liku pegunungan...merayap di sepanjang punggungnya.... Dan mataku akan kumanjakan dengan pohonan yang hijau itu dan juga kabut yang masih ada di sela-selanya.... Sungguh indah....dan itulah bumi impian....

Tawa yang tulus....air mata yang tulus....cinta yang murni....yang muncul dari hati dua orang remaja yang begitu polos.... juga jiwa kita yang penuh gelora....

Waktu itu aku merasa bahwa dunia seakan telah berakhir...dan langit terasa seperti hendak meruntuhiku.... Tapi ternyata aku masih hidup hingga hari ini....

Sungguh masa-masa yang berat....tapi kini kita bisa mengenangnya sambil tersenyum kan sayang?

Ah, betapa aku rindu pada masa-masa itu....
Saat-saat remaja yang indah.... Saat kita masih begitu berani bermimpi....tanpa rasa takut tentang keberwujudan....

"Suatu saat nanti aku ingin keliling dunia....melihat tempat-tempat yang indah....bertemu orang-orang baru...mempelajari berbagai macam bahasa.... Belajar, menimba ilmu dan menyingkap misteri jagad raya....

Namun aku akan segera pulang.... Karena tahu tak ada negeri seindah negeri kita....Tak ada mentari yang bersinar sesumringah mentari di tempat kita... Tak ada gunung yang demikian hijau seindah gunung-gungung kita.... Tak ada perpaduan musim yang begitu sempurna, terik mentari dan curah hujannya, seperti di negeri kita...Tak ada gunung dan pantai yang bercengkrama demikian mesra seperti di bumi kita....

Tak ada padang rumput yang demikian hijau seperti padang rumput di tanah kita.....Tak ada gemericik air yang mengalir jernih dari gunung seperti di tempat kita...Tak ada tanah yang begitu lembut dan subur seperti tanah di sawah-sawah kita....Tak ada hamparan padi yang begitu luas dan hijau seindah hamparan hamparan padi kita.... Tak ada kicau burung semerdu kicau burung di angkasa langit kita.... Tak ada berbagai rupa bunga-bungaan, buah-buahan, sayur mayur yang beraneka rupa seperti yang ada di ladang-ladang kita....Tak ada danau yang demikian teduh dan jernih airnya seperti danau-danau kita....

Tak ada tanah air seindah tanah air kita....."


Sayang, pada setiap perjalananku menuju rumahmu....sambil melihat jajaran gunung yang hijau itu...aku tahu bahwa suatu ketika aku akan tinggal di situ..... Aku membayangkan bahwa di antara gunung-gunung yang hijau itu...akan ada rumah kita...rumah kecil nan sederhana....namun sejuk dan indah....dengan pekarangan yang hijau di depannya...dan kolam ikan di belakangnya.....

Setiap pagi aku akan menggendong anak kita....hingga di tepian sawah....menyaksikan kerbau yang tengah digembalakan oleh majikannya....sambil menyaksikan mentari yang tersenyum menghangati bumi..... Sawah-sawah itu dikelilingi oleh jajaran pegunungan. Sehingga ketika kerbau itu melenguh....suaranya menggema di angkasa....yang akan segera ditirukan oleh anak kita....dengan suaranya yang cadel namun melengking penuh semangat itu......"
.................

Ah tapi semua itu hanya terjadi dalam anganku....karena senyatanya aku masih sendirian, tanpamu. Tak terasa kini telah hampir enam tahun berlalu.....Meninggalkan masa-masa itu. Semakin menjauh..... Tangis yang kita tumpahkan bersama..... Juga saat-saat kebercandaan kita. ....

Untuk Adek
Waktu terasa semakin berlalu, tinggalkan cerita tentang kita........

Thank You


Working on my papers, in my bedroom, in the second floor of my apartment, and the snow is falling outside the window. The night is so dark but the snow is so white. The moon in the sky is lightening the tree result in a beautiful shadow....
I am alone and there are no friends of mine being with me right now. But, it even gives me more serenity. Suddenly I realize how awesome it is. I can never experience more beautiful thing in another place, another time.....
Oh my God, I love to be here. Thank you for this wonderful moment…wonderful journey…wonderful chance in my life. Somehow I realize that being alone can be so beautiful…
Thank You....

Minggu, 01 Juni 2008

Akulah Rumah Itu!!!!


Dan suatu ketika kau pun pergi
Lama tak juga kembali.
Tapi suatu saat kau mungkin akan merasa lelah dan rindu rumah.....
Maka aku akan selalu menjadi “rumah” itu bagimu, sayang.
Rumah bagi kepulanganmu.
Di mana kau bisa selalu rebahkan segala letihmu...

Before You Go..


I just want you to know, that there is always somebody here..who is always loving you, praying for you and paying a special attention to every single thing that you do...I just want you to remember that there is somebody here....who is always available for you, anytime you need him.....

Remember that;

If one day you need somebody to care but there is nobody cares for you....

If one day you need somebody to listen but there is no body willing to listen to you....

If one day you feel like crying but you find nobody willing to be around you....

You can always come to me....
I am the one who is always willing to care for you
I am the one who is always willing to listen to you
I am the one who can always be your shoulders to cry on....
Because, I'm always yours.
And my heart is always belong to you.
I love you forever,
I love you....for always.
Wish you luck with your life, my dear.