Penyakit Kecemasan Menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari, selama 6 bulan atau lebih. Kecemasan dan kekhawatiran ini sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan. Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari gejala-gejala berikut:
1.gelisah
2.mudah lelah
3.sulit berkonsentrasi
4.mudah tersinggung
5.ketegangan otot
6.gangguan tidur
Kekhawatiran bisa mengenai pekerjaan, keuangan, kesehatan, keselamatan dan tugas-tugas. Berat, frekuensi atau lamanya kekhawatiran tidak sebagnding dengan keadaan yang sesungguhnya. Penyakit ini sering terjadi, sekitar 3-5% orang dewasa pernah mengalaminya. 2 kali lebih sering terjadi pada wanita. Seringkali berawal pada masa kanak-kanan atau remaja. Keadaan ini berfluktuasi, semakin memburuk ketika mengalami stres dan menetap selama bertahun-tahun. Untuk mengatasinya biasanya diberikan obat anti-cemas (misalnya benzodiazepin); tetapi karena pemberian jangka panjang bisa menyebabkan ketergantungan fisik, maka dosisnya harus dikurangi secara perlahan, tidak dihentikan secara tiba-tiba. Buspiron merupakan obat lainnya yang juga efektif untuk mengatasi kecemasan menyeluruh. Pemakaian obat in tampaknya tidak menyebabkan ketergantungan fisik. Tetapi efeknya baru tampak setelah 2 minggu atau lebih, sedangkan efek benzodiazepin akan tampak beberapa menit setelah pemberian obat. Terapi perilaku biasanya tidak efektif, karena keadaan yang memicu terjadinya kecemasan tidak jelas. Kadang dilakukan relaksasi dan teknik biofeed-back. Penyakit kecemasan menyeluruh bisa berhubungan dengan pertentangan psikis. Pertentangan ini seringkali berhubungan dengan rasa tidak aman dan sikap kritis yang merusak diri sendiri. Pada keadaan ini dilakukan psikoterapi untuk membantu memahami dan menyelesaikan pertentangan psikis.
KECEMASAN KARENA OBAT ATAU MASALAH KESEHATAN
Kecemasan bisa terjadi karena suatu kelainan medis atau pemakaian obat. Penyakit yang bisa menyebabkan kecemasan adalah:
1.Kelainan neurologis (cedera kepala, infeksi otak, penyakit telinga bagian dalam)
2.Kelainan jantung & pembuluh darah (gagal jantung, aritmia)
3.Kelainan endokrin (kelenjar adrenal atau kelenjar tiroid yang hiperaktif)
4.Kelainan pernafasan (asma dan penyakit paru obstruktif menahun).
Obat-obatan yang dapat menyebabkan kecemasan adalah alkohol, stimulan (perangsang), kafein, kokain dan obat-obat yang diresepkan lainnya. Kecemasan juga bisa terjadi bila pemakaian obat dihentikan. Kecemasan akan berkurag jika penyakit penyebabnya diobati atau jika pemakaian obat dihentikan. Sisa-sisa kecemasan bisa diobati dengan obat anti-cemas yang sesuai, terapi perilaku atau psikoterapi.
OBAT ANTI-CEMAS
Obat anti-cemas disebut juga ansiolitik atau obat penenang, diberikan untuk mengatasi gejala-gejala kecemasan. Obat anti-cemas memiliki efek mengendurkan otot-otot, mengurangi ketegangan, membantu tidur dan mengurangi kecemasan. Yang paling sering digunakan adalah benzodiazepin. Obat ini mempercepat relaksasi mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di dalam otak. Tetapi benzodiazepin bisa menyebabkan ketergantungan fisik dan pemakaian pada alkoholik harus sangat hati-hati. Contohnya adalah:
1.Alprazolam
2.Klordiazepoksid
3.Diazepam
4.Flurazepam
5.Lorazepam
6.Oksazepam
7.Temazepam
8.Triazolam
Sebelum ditemukannya benzodiazepin, barbiturat merupakan obat pilihan untuk mengatasi kecemasan. Tetapi obat ini berpotensi untuk disalahgunakan, sering terjadi gejala putus obat dan overdosis sering menyebabkan kematian; sehingga jarang digunakan lagi. Buspiron tidak memiliki hubungan kimia maupun farmako dengan benzodiazepin ataupun obat anti-cemas lainnya. Cara kerjanya tidak diketahui, tetapi tidak menyebabkan sedasi dan tidak bereaksi dengan alkohol. Efeknya baru timbul setelah 2 minggu atau lebih, sehingga hanya digunakan untuk mengobati penyakit kecemasan menyeluruh. Obat-obat anti-depresi kadang juga diberikan untuk penyakit kecemasan. Obat anti-depresi yang sering digunakan adalah:
1.Selective serotonin reuptake inhibitors (fluoksetin, fluvoksamin, paroksetin, sertralin)
2.Monoamine oxidase inhibitors (fenelzin, tranilsipromin)
3.Anti-depresi trisiklik (amitriptilin, amoksapin, klomipramin, imipramin, nortriptilin, protriptilin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar