Tulisan ini terinspirasi setellah membaca hasil wawancara wartawan Republik dengan Peter Sanders, seorang musisi asal inggris yang di hantui pertanyaan tentang apa yang akan terjadi setelah kematian? Kemudian dalam rentang waktu 35 tahun setelah ia mengarungi berbagai Negara dan mencicipi semua jenis agama-agama brsar, tuhan menjatuhkan islam sebagai pilihannya.
Kehidupan dunia begitu indah, harta yang berlimpah, dan keluarga yang bahagia hanya sebahagian saja yang kita miliki di dunia ini, yang suatu saat akan hilang sebatas pandangan manusia. Tetapi kita sering sekali lalai akan pencarian kemulian di mata Tuha yang lebih bersifat kekal. Kita sering lalai dengan kebaikan Tuhan yang melimpah, yang tidak pernah kecewa dengan dosa yang kita lakukan, selalu memberikan ampunan-Nya yang sangat luas, hingga menjelang kematian kita, Tuhan masih membuka pintu ampunannya. Berkali-kali kita berbuat dosa, berulang-ulang kita mengotori diri kita yang sebelumnya suci, hampir tidak terhitung berapa kali kita menghianati janji-Nya. Tapi dengan kasih dan saying-Nya yang sangat luas, ia memberikan segala yang kita butuhkan, tetap memberikan rizki yang tak terhingga, serta tetap bertanggungjawab atas kehidupan kita.
Pada saat di tiupkan ruh kedalam jiwa, kita sudah berjanji akan menghamba secara total dan mengakui keberdaan tuhan. Tapi jiwa kita kemudian di kotori oleh pengaruh duniawi, sehingga lalai dengan janji yang kita ucapkan sendiri dengan cara langsung maupun tidak langsung.
Manusia diciptakan untuk tunduk kepada Allah berdasarkan sifat alamiah keterciptaannya. Namun pada saat yang sama, mereka bebas untuk menerima atau menolak risalah kenabian. Demikian juga, manusia tidak memiliki pilihan kecuali kembali pada penciptanya. Semua orang akan mati dan akan bertemu dengan Allah. Dan di antara mereka ada yang pergi menemui Allah dengan rasa gembira, karena tahu bahwa mereka telah tunduk pada perintah yang di bawa para Nabi dan bahwa Allah tidak akan mengingkari janji-Nya. Sementara yang lain diseret dengan tarikan pada tengkuk mereka.
Setiap diri akan merasakan kematin. (Q.S. Ali Imran [3]: 185, Q.S. al Anbiya[21]:35, Q.S. al- Ankabut[29]: 57).
Hai manusia, sesungguhnya engkau telah bekerja sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti engkau akan menemui-Nya. (Q.S. al-insyiqsq[84]: 6).
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengejakan amal shalih di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. al-Fath[48]: 29).
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, kelak akan kami masukkan ke surga, yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah? Sesungguhnya Allah adalah benar, namun sebagian besar dari mereka tidak mengetahuinya. (Q.S. Yunus [10]: 55).
Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemuimu, kemudian kamu akan di kembalikan kepada Allahyang mengetahui yang ghaib dan yang nyata (tampak), lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu lakukan.(Q.S. Jumu”ah [62]: 8).
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat ketika orang-orang zhalim dalam tekanan-tekanan sakratul maut, sedang malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata): “ keluarkanlah nyawamu!” (Q.S. al-An’am[6]: 93).
Setelah mati, manusia dikumpulkan untuk kembali kepada Allah. Namun mereka juga dapat memilih untuk kembali kepada-Nya ketika mereka hidup di dunia, meninggalkan kehidupan dunianya itu dengan menjadi hamba Allah serta mengikuti jalan yang membawa kepada kedekatan. Mereka akan sampai kepada Allah sebelum mereka meninggalkan dunia. Atau saat kematian, mereka mengkian menemukan bahwa mereka di tempatkan sangat sekat dengan Dzat nyata (Allah).
Kematian yang di maksud adalah tercabutnya nyawa (ruh) dari jasad.
Pada umumnya orang sepakat, bahwa kematian ini merupakan peristiwa yang paling mengerikan, sehingga tidak ada peristiwa yang lebih menakutkan di dunia ini selain dari kematian. Namun demikian, kematian adalah sebuah fakta dan keniscayaan yang tidak bias di tolak kehadirannya oleh semua mekhluk hidup. Persoalan ini memunculkan misteri. Sebab tidak seorangpun manusia yang telah mati dapat hidup kembali untuk kemudian di tanyakan kepadanya bagaimana kondisi yang di alami ketika mati, kejadian- kejadian apa yang di hadapi ketika mati, dan aneka teka-teki lain yang menyelimutinya.
Dalam sudut pandang para sufi, kematian di anggap hanya sebagai sesuatu yang mengakhiri kehidupan jangka pendek (fana) dan bukan akhir dari segala bentuk kehidupan, atau sebagai pintu masuk menuju pintu kehidupan jangka panjang yang lebih mulia. Dengan kesadaran bahwa kematian bukan akhir dari kehidupan, maka keyakinan akan adanya suatu alam setelah kematian adalah suatu keniscayaan. Dalam kaitan ini, doktrin akhirat menjadi sebuah wacana penting sebagai upaya untuk menyikapinya. Keyakinan terhadap doktrin ini kemudian mempu mengatarkan seseorang berusaha untuk menjangkau nilai-nalai jangka panjang, yang juga akan mengantarkan untuk hidup dengan cara meninggalkan kesenangan-kesenangan duniawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar